Target 56 Liter/ Menit
CIBINONG - Skuad Laskar Pajajaran menjalani tes fisik di lapangan gymnasium IPB Darmaga, Rabu (10/11) pagi sebelum turun away kontra Pro Titan Medan (20/11) pada kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia 2010-2011. Tes ini mengukur ketahanan tubuh dengan Vo2max yang mesti tercapai sebanyak 56 liter/menit. VO2Max diukur dalam banyaknya oksigen dalam liter per menit (l/min) atau banyaknya oksigen dalam mililiter per berat badan dalam kilogram per menit (ml/kg/min).
“Minimal rata-rata pemain mesti memiliki Vo2 max 52 atau setara dengan lari 3000 hingga 3600 meter,” ujar pelatih fisik Persikabo, Nur Abdullah Zabon, kemarin.
Sebelumnya pemain Persikabo juga diuji lactat tolerance di Kebun Raya Bogor, Senin (8/11) yaitu mengambil denyut nadi maksimal yang diikuti semua pemain kecuali dua pemain yang sedang pemulihan cedera yaitu JP Boumsong dan Erick ‘Ebol’. “Inti dari latihan ini adalah ketahanan dengan latihan intensitas tinggi,” ungkap Zabon.
Head-coach Meiyadi Rakasiwi mengakui, ketahanan fisik menjadi salah satu perhatiannya. Dengan fisik yang prima, Persikabo diharapkan dapat bermain maksimal dan memenuhi harapan. “Selama ini faktor fisik menjadi bahan evaluasi dan kami perbaiki itu,” kata dia.
Aplikasi dari tes ini juga akan terlihat pada ujicoba dengan tim U-21 Pelita Jaya di Sawangan Depok, Jumat (12/11). Skuad Laskar Pajajaran diinstruksikan pressure yang membutuhkan stamina bagus. Hasil ujicoba itu akan menjadi gambaran kesiapan Persikabo kontra dua tim asal Medan yaitu Pro Titan dan PSMS.
Sumber : Harian Pakuan Raya
“Minimal rata-rata pemain mesti memiliki Vo2 max 52 atau setara dengan lari 3000 hingga 3600 meter,” ujar pelatih fisik Persikabo, Nur Abdullah Zabon, kemarin.
Sebelumnya pemain Persikabo juga diuji lactat tolerance di Kebun Raya Bogor, Senin (8/11) yaitu mengambil denyut nadi maksimal yang diikuti semua pemain kecuali dua pemain yang sedang pemulihan cedera yaitu JP Boumsong dan Erick ‘Ebol’. “Inti dari latihan ini adalah ketahanan dengan latihan intensitas tinggi,” ungkap Zabon.
Head-coach Meiyadi Rakasiwi mengakui, ketahanan fisik menjadi salah satu perhatiannya. Dengan fisik yang prima, Persikabo diharapkan dapat bermain maksimal dan memenuhi harapan. “Selama ini faktor fisik menjadi bahan evaluasi dan kami perbaiki itu,” kata dia.
Aplikasi dari tes ini juga akan terlihat pada ujicoba dengan tim U-21 Pelita Jaya di Sawangan Depok, Jumat (12/11). Skuad Laskar Pajajaran diinstruksikan pressure yang membutuhkan stamina bagus. Hasil ujicoba itu akan menjadi gambaran kesiapan Persikabo kontra dua tim asal Medan yaitu Pro Titan dan PSMS.
Sumber : Harian Pakuan Raya
Boumsong tidak masuk daftar
CIBINONG - Penyerang Persikabo asal Kamerun yang JP Buomsong tak masuk dalam daftar pemain yang didaftarkan ke Badan Liga Indonesia (BLI) sebagai skuad Laskar Pajajaran. Dengan hal ini dipastikan ia tak akan memperkuat tim Bumi Tegar Beriman hingga pertengahan musim kompetisi 2010-2011.
Keputusan terpaksa diambil oleh pengurus karena mantan penyerang Persikad Depok itu mengalami cedera yang tak kunjung sembuh. Dengan keputusan ini, maka Persikabo dipastikan mengalami kerugian, karena kontrak Buomsong tetap dilanjutkan.
Mantan manajer Persikabo, Edison Hutahean menilai keputusan itu merupakan sangat tepat. Pasalnya jika tetap dipaksakan tetap tak akan memberi kontribusi bagi tim. “Lebih baik tidak didaftarkan. Cederanya cukup parah, jadi hanya akan memenuhi tim kalau tetap di daftarkan,” ujarnya.
Edison yang juga masuk dalam jajaran pengurus Persikabo menuturkan, untuk mengisi kekosongan itu pihaknya kini tengah mencari penggantinya. Namun hingga kini pengurus belum mengantongi kandidat yang akan masuk skuad tim kesayangan warga Kabupaten Bogor itu. “Kemungkinan besok (hari ini.red) akan ada ada yang ikut seleksi. Tapi entah siapa yang datang saya tidak tahu,” kata anggota DPRD Kabupaten Bogor itu.
Menanggapi hal tersebut, Headcoach Persikabo Meiyadi Rakasiwi mengaku sangat menyesalkan hal tersebut. Pasalnya tenaga Boumsong masih di butuhkan di tim. Namun ia juga tak bisa memaksakan, karena kondisi mantan anak asuhnya itu sudah cukup parah.
Mantan pemain PSMS medan ini menegaskan, sebenarnya pemain asing sangat besar peranannya dalam tim. Karena bisa mendongkrak mental pemain yang lain. “Mau bagaimana lagi. Kalau itu sudah menjadi keputusan kita tak bisa apa-apa,” keluhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LSM GEMAK, Sanja Al Madhari mengatakan, lebih baik manajemen mencoret saja Boumsoung dengan klausul kontrak dua bulan gaji. Ketimbang dipertahankan namun tidak memberikan kontribusi, sama saja makan gaji buta.
“ Ketimbang ada pemain asing yang makan gaji buta. Lebih baik uangnya diberikan kepada pembinaan sepakbola dini. Atau lebih baik diberikan kepada hal hal yang lebih positif. Kan lumayan selama setengah musim ia dikontrak Rp 300 juta. Tapi, ia tidak bisa memberikan kontribusi buat tim. Saya pikir manajemen Persikabo salah langkah dengan mengontrak pemain yang sudah jelas jelas cedera sesuai pemeriksaan medis. Buat apa ada pemeriksaan medis, kalau akhirnya mengontrak pemain cedera,” jabar Sanja dengan tegas.
Sumber : Harian Pakuan Raya
Keputusan terpaksa diambil oleh pengurus karena mantan penyerang Persikad Depok itu mengalami cedera yang tak kunjung sembuh. Dengan keputusan ini, maka Persikabo dipastikan mengalami kerugian, karena kontrak Buomsong tetap dilanjutkan.
Mantan manajer Persikabo, Edison Hutahean menilai keputusan itu merupakan sangat tepat. Pasalnya jika tetap dipaksakan tetap tak akan memberi kontribusi bagi tim. “Lebih baik tidak didaftarkan. Cederanya cukup parah, jadi hanya akan memenuhi tim kalau tetap di daftarkan,” ujarnya.
Edison yang juga masuk dalam jajaran pengurus Persikabo menuturkan, untuk mengisi kekosongan itu pihaknya kini tengah mencari penggantinya. Namun hingga kini pengurus belum mengantongi kandidat yang akan masuk skuad tim kesayangan warga Kabupaten Bogor itu. “Kemungkinan besok (hari ini.red) akan ada ada yang ikut seleksi. Tapi entah siapa yang datang saya tidak tahu,” kata anggota DPRD Kabupaten Bogor itu.
Menanggapi hal tersebut, Headcoach Persikabo Meiyadi Rakasiwi mengaku sangat menyesalkan hal tersebut. Pasalnya tenaga Boumsong masih di butuhkan di tim. Namun ia juga tak bisa memaksakan, karena kondisi mantan anak asuhnya itu sudah cukup parah.
Mantan pemain PSMS medan ini menegaskan, sebenarnya pemain asing sangat besar peranannya dalam tim. Karena bisa mendongkrak mental pemain yang lain. “Mau bagaimana lagi. Kalau itu sudah menjadi keputusan kita tak bisa apa-apa,” keluhnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif LSM GEMAK, Sanja Al Madhari mengatakan, lebih baik manajemen mencoret saja Boumsoung dengan klausul kontrak dua bulan gaji. Ketimbang dipertahankan namun tidak memberikan kontribusi, sama saja makan gaji buta.
“ Ketimbang ada pemain asing yang makan gaji buta. Lebih baik uangnya diberikan kepada pembinaan sepakbola dini. Atau lebih baik diberikan kepada hal hal yang lebih positif. Kan lumayan selama setengah musim ia dikontrak Rp 300 juta. Tapi, ia tidak bisa memberikan kontribusi buat tim. Saya pikir manajemen Persikabo salah langkah dengan mengontrak pemain yang sudah jelas jelas cedera sesuai pemeriksaan medis. Buat apa ada pemeriksaan medis, kalau akhirnya mengontrak pemain cedera,” jabar Sanja dengan tegas.
Sumber : Harian Pakuan Raya
Persikabo tetap Fokus Latihan
CIBINONG – Erupsi gunung merapi yang sudah berlangsung sejak tanggal 30 Oktober bulan lalu di Jawa Tengah, tidak mengganggu konsentrasi pemain dan pelatih Persikabo yang keluarganya berada di Jawa Tengah. Fenomena alam yang mengakibatkan 168 orang tewas dan 279.779 orang mengungsi itu (data hingga 9/10 red.) sudah menyedot perhatian nasional, namun beruntung awak Persikabo yang memiliki sanak dan keluarga di daerah sekitar merapi, bisa bersikap professional dan tetap konsentrasi pada latihan serta focus dengan pertandingan yang akan segera bergulir pada tanggal 19 November ini.
“Anak dan istri saya tetap berada di rumah. Karena jarak dari merapi lumayan jauh, daerah yang rawan itu di sekitar Kali Urang dan Sleman. Abu memang sampai ke tempat tinggal saya di Bantul, keluarga saya minta untuk tetap waspada. Tapi saya harus professional dan konsentrasi terhadap apa yang sudah diamanahkan kepada saya. Hingga saat ini latihan tetap berjalan normal, walaupun keadaan merapi belum normal,” ujar Kepala Pelatih Persikabo, Meiyadi Rakasiwi.
Meiyadi terus berkomunikasi dengan keluarganya untuk bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di tempat tinggalnya itu. Hal serupa juga dialami oleh Kahudi Wahyu. Keluarga bek andalan Persikabo itu tinggal di Sleman, Jawa Tengah, salah satu daerah yang masuk lingkar status Awas. Keluarga mantan kapten Persiba itu memilih mengungsi ke Madiun, Jawa Timur, demi keamanan dan keselamatan jiwanya.
“Keluarga Kahudi lebih dekat dengan lokasi Merapi, dibandingkan dengan saya yang lebih ke pesisir. Mereka sudah mengungsi ke Madiun. Jadi Kahudi juga bisa lebih tenang bermain di sini,” tandas Mantan pelatih Persikad, Depok itu.
Sumber : Harian Pakuan Raya
“Anak dan istri saya tetap berada di rumah. Karena jarak dari merapi lumayan jauh, daerah yang rawan itu di sekitar Kali Urang dan Sleman. Abu memang sampai ke tempat tinggal saya di Bantul, keluarga saya minta untuk tetap waspada. Tapi saya harus professional dan konsentrasi terhadap apa yang sudah diamanahkan kepada saya. Hingga saat ini latihan tetap berjalan normal, walaupun keadaan merapi belum normal,” ujar Kepala Pelatih Persikabo, Meiyadi Rakasiwi.
Meiyadi terus berkomunikasi dengan keluarganya untuk bisa mengetahui perkembangan yang terjadi di tempat tinggalnya itu. Hal serupa juga dialami oleh Kahudi Wahyu. Keluarga bek andalan Persikabo itu tinggal di Sleman, Jawa Tengah, salah satu daerah yang masuk lingkar status Awas. Keluarga mantan kapten Persiba itu memilih mengungsi ke Madiun, Jawa Timur, demi keamanan dan keselamatan jiwanya.
“Keluarga Kahudi lebih dekat dengan lokasi Merapi, dibandingkan dengan saya yang lebih ke pesisir. Mereka sudah mengungsi ke Madiun. Jadi Kahudi juga bisa lebih tenang bermain di sini,” tandas Mantan pelatih Persikad, Depok itu.
Sumber : Harian Pakuan Raya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar